Perubahan iklim merupakan isu global yang berbasis pada science (scientific based). Isu perubahan iklim berkembang ketika para ilmuwan/ peneliti menemukan fenomena bahwa kenaikan temperatur bumi akibat akumulasi gas rumah kaca (GRK) akan berdampak pada berbagai sektor kehidupan manusia. Melalui Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), para ilmuwan/ peneliti dan perwakilan negara pihak (parties) berkumpul untuk mencari solusi untuk mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.

Mengingat isu perubahan iklim merupakan isu berbasis science, maka upaya penanganannya juga memerlukan dukungan para pakar, ilmuwan dan peneliti (scientific communities) khususnya terkait dengan aspek teknis/ metodologis. Disamping itu, dalam proses negosiasi di konvensi UNFCCC, diperlukan juga dukungan science berupa hasil-hasil riset yang lebih mewakili nasional konteks, sehingga hasil negosiasi tidak memberatkan implementasi baik di tingkat nasional maupun sub nasional. Selanjutnya peranan perguruan tinggi, lembaga penelitian dan lembaga diklat sebagai center of excellence juga penting dalam rangka peningkatan pemahaman (awareness raising) dan peningkatan kapasitas (capacity building) dalam penanganan isu perubahan iklim.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas dan untuk membangun resources/ expert pools bidang kehutanan dan perubahan iklim, dirasa perlu untuk membangun/ membentuk jaringan kerja (network) antar perguruan tinggi, lembaga penelitian dan lembaga diklat di Indonesia. Selain untuk mendukung upaya penanganan dampak perubahan iklim, jaringan kerja tersebut penting untuk memetakan expertise dan fokus riset dari setiap perguruan tinggi dan lembaga riset sehingga dapat berperan mengisi gap aspek teknis/ metodologis dalam penanganan perubahan iklim di wilayah/ region masing-masing.

APIK awalnya adalah sebuah organisasi nasional yang terdiri dari 7 jaringan regional yang berfokus pada penelitian, pendidikan, dan pelayanan masyarakat terkait dengan perubahan iklim. Anggota APIK berasal dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia, Litbang kehutanan, Lembaga diklat, serta individu yang memiliki keprihatinan tentang perubahan iklim. Sebelumnya, tujuh jaringan regional tersebut difasilitasi dan didirikan oleh dukungan dari Pusat Standardisasi dan Lingkungan (Pustanling), Kementerian Kehutanan.

Ketujuh jaringan ini digabung ke dalam sebuah jaringan nasional pada tahun 2013 sebagai “Jaringan Penelitian dan Pendidikan Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia”. Untuk meningkatkan peran APIK dalam mendorong dan memperluas pihak yang berpartisipasi untuk menangani perubahan iklim, maka pada saat itu sedang dipertimbangkan untuk menjadi jaringan/organisasi yang lebih terbuka dan mengundang lebih banyak pihak untuk terlibat. Untuk alasan tersebut dan berdasarkan hasil pertemuan yang diadakan pada tanggal 21-22 Desember 2015 di Yogyakarta, maka jaringan tersebut hadir dengan nama baru yaitu “Jaringan Ahli Perubahan Iklim Indonesia (APIK Indonesia Network)” dan mulai mengambil peran yang lebih signifikan untuk menangani perubahan iklim.